CDI Yamaha Mio, banyak dipakai di motor semerek tipe lainnya. Itu karena dianggap ampuh mendongkrak power. Beberapa motor yang telah coba pakai CDI ini pun, serempak menjawab karena CDI Mio ini non-limiter. Betul begitu?
“Untuk tipe Mio lama memang banyak bengkel mensubstitusinya. Alasannya non-limiter. Juga konektornya cocok. Mudah aplikasi, tanpa banyak ubahan lagi,” tambah M. Abidin, Technical Manager, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Sayangnya di tipe Mio Baru, pabrikan motor berlambang garputala ini seting pola CDI terbalik. Kaki soket posisitif dan negatif terbalik. Sehingga otak pengapian itu, tidak mudah disubstitusi. “Karena alasan bisa mengubah emisi dan keamanan mesin,” tambah Abidin.
Lanjut! Pengaplikasian CDI substitusi ini, diterapkan Malik di Yamaha Jupiter-Z spek road race MP5. “Entah tidak ada limiter atau ada, tapi motor mau runing hingga rpm 12.000-an,” ujar mekanik sekaligus manajer tim Yamaha Tunggal Jaya Serang.
“Untuk tipe Mio lama memang banyak bengkel mensubstitusinya. Alasannya non-limiter. Juga konektornya cocok. Mudah aplikasi, tanpa banyak ubahan lagi,” tambah M. Abidin, Technical Manager, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Sayangnya di tipe Mio Baru, pabrikan motor berlambang garputala ini seting pola CDI terbalik. Kaki soket posisitif dan negatif terbalik. Sehingga otak pengapian itu, tidak mudah disubstitusi. “Karena alasan bisa mengubah emisi dan keamanan mesin,” tambah Abidin.
Lanjut! Pengaplikasian CDI substitusi ini, diterapkan Malik di Yamaha Jupiter-Z spek road race MP5. “Entah tidak ada limiter atau ada, tapi motor mau runing hingga rpm 12.000-an,” ujar mekanik sekaligus manajer tim Yamaha Tunggal Jaya Serang.
Sayangnya, Malik belum sempat ukur hingga putaran mesin lebih tinggi dari itu. Namun menurutnya ketika aplikasi CDI Mio, motor berlari layaknya pakai CDI standar Jupiter. Tapi, Bedanya nggak ketemu limiter di rpm 9.500-an.
Pendapat itu, ditanggapi Tomy Huang bos Bintang Racing Team. “Penggunaan CDI Mio di Jupiter masih wajar. Karena magnet antara keduanya sama. Cuma untuk tenaga bawahnya pastinya punya hasil jelek. Sedang hasil power atas biasa saja,” kata Tomy.
Pendapat itu berkaitan dengan kurva atau map yang diprogram. “Kalau untuk penambahan performa, sepertinya itu hanya sugesti,” ungkap Tomy yang berkacamata.
Itu buat di motor balap road race atau grasstrack! Lain lagi kalau di motor harian. Subistusi CDI ini bisa berbahaya buat motor. Yang bahaya, jika CDI Mio berarus DC dipasang ke motor punya arus AC.
Memang, efeknya tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Tapi, secara jangka panjang mesin bakal rusak. Itu karena piston dan setang piston bakal sering mengalami detonasi alias mesin ngelitik. “Tentunya proses detonasi atau knocking ini yang justru membahayakan komponen,” terang Tomy Huang. Siap buktikan!
Pendapat itu, ditanggapi Tomy Huang bos Bintang Racing Team. “Penggunaan CDI Mio di Jupiter masih wajar. Karena magnet antara keduanya sama. Cuma untuk tenaga bawahnya pastinya punya hasil jelek. Sedang hasil power atas biasa saja,” kata Tomy.
Pendapat itu berkaitan dengan kurva atau map yang diprogram. “Kalau untuk penambahan performa, sepertinya itu hanya sugesti,” ungkap Tomy yang berkacamata.
Itu buat di motor balap road race atau grasstrack! Lain lagi kalau di motor harian. Subistusi CDI ini bisa berbahaya buat motor. Yang bahaya, jika CDI Mio berarus DC dipasang ke motor punya arus AC.
Memang, efeknya tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Tapi, secara jangka panjang mesin bakal rusak. Itu karena piston dan setang piston bakal sering mengalami detonasi alias mesin ngelitik. “Tentunya proses detonasi atau knocking ini yang justru membahayakan komponen,” terang Tomy Huang. Siap buktikan!
CDI Mio di Scorpio
Dwi Utomo dari Datz Motors di Jl. Meruya Ilir Raya No. 1A, Srengseng, Jakarta
Barat, pun memasang CDI Mio di Scorpio. “Mesti mengubah arus dulu, dari
DC ke AC. Yang lainnya, tinggal plek aja karena positif dan negatif
sama,” bilang pebengkel akrab disapa Jidat.
Mengubah arus DC ke AC di Em-Plus Edisi 427 memang pernah diulas. Selanjutnya tinggal copot soket kabel CDI Scorpio yang afa di atas aki (gbr. 1). Mau lebih mantaf siapkan lagi soket CDI Mio. “Agar pengerjaan lebih rapi. Kalau pakai soket lama, kan harus memutus kabelkabel,” anjur Jidat yang tentunya punya kening.
Berikutnya, pasang soket baru tadi berikut kabelnya (gbr. 2). Kemudian, sambung dengan CDI Mio yang mau dipasang.
Mengubah arus DC ke AC di Em-Plus Edisi 427 memang pernah diulas. Selanjutnya tinggal copot soket kabel CDI Scorpio yang afa di atas aki (gbr. 1). Mau lebih mantaf siapkan lagi soket CDI Mio. “Agar pengerjaan lebih rapi. Kalau pakai soket lama, kan harus memutus kabelkabel,” anjur Jidat yang tentunya punya kening.
Berikutnya, pasang soket baru tadi berikut kabelnya (gbr. 2). Kemudian, sambung dengan CDI Mio yang mau dipasang.
tune up mio jadi 150cc
Bak
panas setahun diguyur hujan sehari, sueger tenan. Itu gambaran yang pas
buat speedgoes dengan skutik. Bagaimana tidak, event balap resmi yang
ditunggu-tunggu sebagai wujud eksistensi dunia balap motor akhirnya
terselengara juga.
“Waktu penyelenggaraan pertama pada akhir Desember 2008 lalu, kelas Bore-up 150 cc Pemula termasuk yang banyak diikuti peserta. Yamaha Mio jadi skutik yang paling banyak turun di kelas itu,” ucap Fredy, pihak penyelenggara balapan.
Tetarik ikutan? Yuk kita persiapkan Mio buat bisa fight abis di kelas itu. Tentu dengan mengacu pada aturan yang sudah disepakati bersama. Untuk persiapan pertama konsentrasi pada pembesaran ruang bakar ya.
“Waktu penyelenggaraan pertama pada akhir Desember 2008 lalu, kelas Bore-up 150 cc Pemula termasuk yang banyak diikuti peserta. Yamaha Mio jadi skutik yang paling banyak turun di kelas itu,” ucap Fredy, pihak penyelenggara balapan.
Tetarik ikutan? Yuk kita persiapkan Mio buat bisa fight abis di kelas itu. Tentu dengan mengacu pada aturan yang sudah disepakati bersama. Untuk persiapan pertama konsentrasi pada pembesaran ruang bakar ya.
Menurut
beberapa mekanik yang doyan otak-atik skutik, ada 2 cara yang bisa
diakukan agar kapasitas mesin 113,7 cc punya Mio bisa sesuai regulasi
kelas bore-up 150 cc pemula.
"Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah,” terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.
Pakai Piston 57 mm
Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57)² x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc.
Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. “Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125,” kata pria berkulit putih ini.
Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini.
Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm.
"Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah,” terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.
Pakai Piston 57 mm
Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57)² x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc.
Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. “Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125,” kata pria berkulit putih ini.
Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini.
Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm.
Butuh pengerjaan 5 sampai 7 hari |
Perbesar Piston + Naik Stroke
Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.
Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. “Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru,” urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar.
Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin.
Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.
Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. “Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru,” urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar.
Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin.
tune up mio

Bore Up Mio
Wanita memang ngga mau ketinggalan, dan pabrikan yamaha motor Indonesia sudah mengantisipasinya. Dengan menurunkan tunggangan bernama MIOBI, Halah… kok malah nyerempet2 kesitu… Nganu, maksud saya motor yamaha Mio memang diluncurkan untuk menanggapi era modernisasi, dan bagi orang-orang yang modis, dinamis dan mobilitas tinggi tapi anti repot. Dengan slogan yang sering dibanggakan pemakainya ” HARI GENEEE MASIH OPER GIGI?!” menyentil keras pengguna motor-motor “kuno” di jalanan. Tapi pengguna motor bebek pun bisa dengan mudah mencela pemakai motor matic, apalagi yang sudah kena korek harian didalam mesinnya , ehm.. ehm.. Beettzzz langsung diangkat-angkat, wheelie di gigi 1 , masuk 2 , njemping, masuk 3 nyentak! bujubuneg… Kesetanan saking tidak mau dihina.
Penyemplak matic satu ini pun tak mau kalah, maka dibawalah Yamaha Miocarikan ajimat sakti buat motornya
pasien : “mbah, niki spedah kulo wegah mlayu pripun nggih penake…?” (mbah, ini motor saya tidak mau lari gimana solusinya? -red)
si-mbah : “uhuk… uhuk.. nek spedahmu iso ngadeg banjur trus mlayu opo ora medeni uwong2?” (kalau motormu bisa berdiri terus berlari apa orang-orang tidak pada takut semua?” -red)
pasien : GUBRAKK!!! “maksud kulo, i want my mio can run fast like a comet!”
si-mbah : MLONGO -ngomong opo bocah kui-
terpaksa kita potong pembicaraan antara si-Mbah dan pasien karena percakapannya bakal lama, gak nyambung-nyambung… hehehhe. “Dana tidak masalah, yang penting motor ngibrit mbah., ” begitu pesannya. “Kalau mau ngabuburit nanti agak sorean saja…” jawab si mbah ngga nyambung lagi. Pusing-pusing wis pokoknya motor ditinggal, sang pasien menyerahkan, kunci kontak, stnk, dan segepok uang tunai untuk memberi suntikan tenaga baru pada motor matic kecintaannya. Si mbah yang melihat duit langsung kembali perkasa layaknya waktu muda, “Allrite beibeh, im gonna pimp your ride” jawab si mbah semangat. Oalah, wong gendeng!
Setelah sang empu pergi, si mbah pun baru sadar, namanya dukun, dikasih duit banyak malah ngelu (pusing- red) diapakno iki…
Distarterlah vespa si Mbah untuk pergi ke Mall, belanja-belanja, shoping je.. Tapi yang ini Mall untuk motor, belanja part racing dan performa untuk Yamaha Mio. Barang-barang import dari Thailand semua diborong.. Baru kali ini simbah berlagak jadi borju, hehehe… tunjuk sana-tunjuk sini. Biasanya cuma bisa ngiler kalau di etalase speed shop

Mesin dibongkar, kerja utama adalah memperbaiki torsi mesin. Karena motor matic bekerja utamanya memanfaatkan daya sentrifugal , maka untuk menciptakan lontaran yang kuat pada kruk as, perlu disokong oleh piston besar dan kompresi padat. Tidak tanggung-tanggung, piston honda CS-1 yang baru di launching oleh Honda langsung dibenamkan di dalam silinder blok Mio. Kapasitas sekarang melonjak drastis jadi diatas 150 centimeter cubic. Dengan kontur piston agak jenong dijamin mampu melesakkan bahan bakar berdentum di ruang bakar. Ditambah lagi papasan pada pantat blok sebanyak 1.5 mm. Ngeri…

Porting Head by RAT :: PASTI PAS!
Tak ubahnya noken as, perangkat pengatur buka-tutup katub ini kena modifikasi di bagian pantat noken as digrinding antara durasi 0.15mm sebanyak o.72mm inlet dan 0.55mm outlet. Profil noken as yang lebih tinggi pada bubungan masuk memang disengaja untuk mengail tenaga pada bottom to mid power band, bagaikan karakter motorcross. Karena mio memang tidak bermain hingga belasan ribu RPM.

Grinding cam mio

PE 28 mm full reamer

Tidak ada komentar:
Posting Komentar